Kisah Abu Nawas |
Sudah
bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun
perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasi dengan cara-cara
yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan
jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.
Baginda Raja
beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yang hanya
dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal.
Suatu sore yang
cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau
berkata kepada para menteri,
"Aku punya
akal untuk menjebak Abu Nawas."
"Apakah itu
wahai Paduka yang mulia ?" tanya salah seorang menteri.
"Kalian tak
usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore.
Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan
mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita." kata Baginda Raja memberi
pengarahan. Baginda Raja memang sengaja tidak menyebutkan tipuan apa yang akan
digelar besok.
Abu Nawas
diundang untuk mandi bersama Baginda Raja dan para menteri di pemandian air
hangat yang terkenal itu. Seperti yang telah direncanakan, Baginda Raja dan
para menteri sudah datang lebih dahulu. Baginda membawa sembilan belas butir
telur ayam. Delapan belas butir dibagikan kepada para menterinya. Satu butir
untuk dirinya sendiri. Kemudian Baginda memberi pengarahan singkat tentang apa
yang telah direncanakan untuk menjebak Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas
datang, Baginda Raja beserta para menteri sudah berendam di kolam. Abu Nawas
melepas pakaian dan langsung ikut berendam. Abu Nawas harap-harap cemas.
Kira-kira permainan apa lagi yang akan dihadapi. Mungkin permainan kali ini
lebih berat karena Baginda Raja tidak memberi tenggang waktu untuk berpikir.
Tiba-tiba
Baginda Raja membuyarkan lamunan Abu Nawas. Beliau berkata, "Hai Abu
Nawas, aku mengundangmu mandi bersama karena ingin mengajak engkau ikut dalam
permainan kami"
"Permainan
apakah itu Paduka yang mulia ?" tanya Abu Nawas belum mengerti.
"Kita sekali-kali
melakukan sesuatu yang secara alami hanya bisa dilakukan oleh binatang. Sebagai
manusia kita mesti bisa dengan cara kita masing-masing." kata Baginda
sambil tersenyum.
"Hamba
belum mengerti Baginda yang mulia." kata Abu Nawas agak ketakutan.
"Masing-masing
dari kita harus bisa bertelur seperti ayam dan barang siapa yang tidak bisa
bertelur maka ia harus dihukum!" kata Baginda.
Abu Nawas tidak
berkata apa-apa. Wajahnya nampak murung. la semakin yakin dirinya tak akan bisa
lolos dari lubang jebakan Baginda dengan mudah. Melihat wajah Abu Nawas murung,
wajah Baginda Raja semakin berseri-seri.
"Nah
sekarang apalagi yang kita tunggu. Kita menyelam lalu naik ke atas sambil menunjukkan
telur kita masing-masing." perintah Baginda Raja.
Baginda Raja dan
para menteri mulai menyelam, kemudian naik ke atas satu persatu dengan
menanting sebutir telur ayam. Abu Nawas masih di dalam kolam. ia tentu saja
tidak sempat mempersiapkan telur karena ia memang tidak tahu kalau ia
diharuskan bertelur seperti ayam. Kini Abu Nawas tahu kalau Baginda Raja dan
para menteri telah mempersiapkan telur masing-masing satu butir. Karena belum
ada seorang manusia pun yang bisa bertelur dan tidak akan pernah ada yang bisa.
Karena dadanya
mulai terasa sesak. Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan kemudian naik ke
atas. Baginda Raja langsung mendekati Abu Nawas.
Abu Nawas nampak
tenang, bahkan ia berlakau aneh, tiba-tiba saja ia mengeluarkan suara seperti
ayam jantan berkokok, keras sekali sehingga Baginda dan para menterinya merasa
heran.
"Ampun
Tuanku yang mulia. Hamba tidak bisa bertelur seperti Baginda dan para menteri."
kata Abu Nawas sambil membungkuk hormat.
"Kalau
begitu engkau harus dihukum." kata Baginda bangga.
"Tunggu
dulu wahai Tuanku yang mulia." kata Abu Nawas memohon.
"Apalagi
hai Abu Nawas." kata Baginda tidak sabar.
"Paduka
yang mulia, sebelumnya ijinkan hamba membela diri. Sebenarnya kalau hamba mau
bertelur, hamba tentu mampu. Tetapi hamba merasa menjadi ayam jantan maka hamba
tidak bertelur. Hanya ayam betina saja yang bisa bertelur. Kuk kuru
yuuuuuk...!" kata Abu Nawas dengan membusungkan dada.
Baginda Raja
tidak bisa berkata apa-apa. Wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah
penuh kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena malu. Sebab
mereka dianggap ayam betina.
Abu Nawas memang
licin, malah kini lebih licin dari pada belut. Karena merasa malu, Baginda Raja
Harun Al Rasyid dan para menteri segera berpakaian dan kembali ke istana tanpa
mengucapkan sapatah kata pun.
Memang Abu Nawas
yang tampaknya blo'on itu sebenarnya diakui oleh para ilmuwan sebagai ahli
mantiq atau ilmu logika. Gampang saja baginya untuk membolak-balikkan dan
mempermainkan kata-kata guna menjatuhkan mental lawan-lawannya.
:: Semoga Bermanfaat :-)
1 komentar:
Thank you, your article is very good
Replyviagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta
Posting Komentar